Jumat, 11 November 2011

Pengalaman Di Social Project

Ada beberapa social project yang telah saya lakukan semenjak saya duduk di bangku SMA. Kegiatan yang lakukan waktu itu adalah bedhol desa dengan nama bedhol bhawikarsu. Ketika itu saya hanya bertindak sebagai peserta di acara tersebut. Tetapi dari kegiatan yang saya ikuti tersebut, saya belajar banyak hal. Rasa kepekaan saya terhadap masyrakat di daerah pinggiran mulai tergugah. Saya mulai merasakan bagaimana hidup seperti mereka melalui acara yang saya ikuti ini. Acara tersebut merupakan acara rutin tahunan yang dilakukan di sekolah saya. Selama 3 hari kita menginap di daerah pinggiran yang jaraknya lumayan jaih dari kota. Kita tidur di tempat seadanya, di rumah para warga yang menurut saya tidak layak huni dengan system perairan yang kurang memadai sehingga untuk mandi cuci kakuspun saya rasa masih kurang. Tapi disitulah sebuah esensi dari bedhol desa, kita merasakan apa yang dialami oleh rakyat yang kekurangan di kesehariannya. Di sana kita saling berbagi dengan pemilik rumah. Mereka bercerita tentang keseharian mereka seperti apa, apa pekerjaan mereka, berapa upah yang mereka peroleh setiap harinya. Pada saat melaksanakan bedhol itu, saya merasakan suatu perasaan yang berbeda, sangat tersentuh dengan apa yang sebagian besar dialami penduduk desa di sana. Bahkan masih banyak rumah – rumah yang tidak dialiri listrik. Dari kegiatan ini lah , rasa peka saya yang semula nol mulai timbul dan berkembang. Saya merasa harus bisa melakukan sesuatu untuk mereka. Tapi pertanyaan itu baru bisa saya jawab ketika saya menginjak bangku perkuliahan.
Pada masa perkuliahan, saya lumayan banyak mengikuti kegiatan social. Diantranya adalah kampung binaan, safari panti (dua kali), buka bersama anak yatim dan jika aku menjadi (program kerja himpunan). Di antara beberapa kegiatan social yang saya ikuti tersebut, satu yang paling mengena bagi saya adalah jika aku menjadi dan kampung binaan. Karena pada kegiatan jika aku menjadi tersebut, saya terjun langsung dan benar – benar merasakan apa yang warga desa (sidoarjo) rasakan. Kebetulan di daerah tersebut, sebagian besar mata pencahariannya adalah sebagai petani. Dan pada waktu itu adalah masa awal tanam. Jadi kita bertanam dan juga membajak sawah pada waktu itu. Sungguh pengalaman luar biasa yang kami alami waktu itu. Kita yang kesehariaan sebagai seorang mahasiswa teknik hanya belajar dan menyelesaikn final project kemudian dihadapkan dengan realita kehidupan para warga desa. Merupakan suatu nilai tersendiri bagi saya bisa merasakan langsung apa yang mereka kerjakan sehari – hari.

Dan pada kegiatan kampung binaan, kami membina kampung yang sudah 3 tahun menjadi objek dari program kerja kami. Karena kami rasa untuk membina kampung supaya bisa menjadi kampung yang berdikari dan mempunyai produk khs sendiri tidak cukup 1 tahun kepengurusan. Sehingga kami melakukannya menjadi sebuah program yang berkelannjutan dari tahun ke tahun. Dan pada peride kepengurusan kami ini, kami membina para warga untuk menghasilkan dan bisa memproduksi abon ikan. Kita menyewa trainer supaya bisa melatih kami dan kami bisa melatih para warga, kemudian bahan baku diperoleh dari hasil tangkapan nelayan di daerah tersebut. Kegiatan ini berlangsung cukup baik, karena abon ikan yang diproduksi bisa laku di pasar local.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar